Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki
panjang pantai lebih dari 80.000 km. Jumlah penduduk indonesia hingga
bulan Mei 2010 adalah 237.556.363 jiwa. Sebagian besar penduduk
Indonesia tinggal di daerah pesisir. Daerah pesisir di Indonesia identik
dengan masyarakat miskin dan pemukiman kumuh. Data menunjukkan bahwa
sedikitnya ada 63 Kabupaten/Kota yang berada di sepanjang Pantai Utara
dan Selatan Pulau Jawa dengan jumlah penduduk tidak kurang dari
74.910.306 jiwa (sekitar 65% dari total penduduk Pulau Jawa). Jika
dilihat tren pertumbuhan penduduk pesisir Jawa di era tahun 1990 hingga
2000, maka pertumbuhan penduduk pesisir Jawa rata-rata sekitar 2,2%
(lebih tinggi dari pertumbuhan penduduk rata-rata nasional). Peningkatan
jumlah penduduk yang cukup signifikan tersebut juga diikuti secara
konsisten oleh jumlah penduduk miskin yang kini mencapai 20% dari jumlah
keseluruhan penduduk pesisir Pulau Jawa. Di Propinsi Jawa tengah,
misalnya, tidak kurang dari 4 juta masyarakat pesisir hidup dalam
kemiskinan. Demikian juga di Propinsi Jawa Timur, setidaknya sepertiga
(33,86%) dari masyarakat desa yang tinggal di pesisir dalam kondisi
miskin. Bahkan, di Kabupaten Trenggalek dan Kabupaten Sumenep lebih dari
50% dari total jumlah penduduknya dalam kategori miskin.
Pada daerah pesisir ini umumnya memiliki masalah dengan akses air
bersih. Sumber air yang ada, biasanya bersasal dari sumur air tanah yang
airnya berasa asin. Rasa asin ini dikarenakan air tanah yang bercampur
dengan air laut, sehingga airnya menjadi payau. Air payau yang berada di
daerah pesisir dapat terjadi karena intrusi air laut ataupun secara
alami merupakan akuifer air asin. Pada tempat-tempat yang kesulitan
mendapatkan air tersebut, air menjadi barang langka nan eksklusif yang
sulit di dapat. Untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih, masyarakat
terpaksa menampung air hujan atau mengambil dari tempat lain yang
relative jauh dan mahal. Air bersih yang layak konsumsi merupakan hal
yang sangat penting bagi kesehatan manusia. Kurangnya akses terhadap air
minum juga sanitasi yang tidak baik menyebabkan 3 juta penduduk dunia
di negara berkembang terutama anak-anak meninggal setiap tahunnya. Dalam
kondisi pendidikan yang kurang dan kemampuan membeli yang terbatas,
akses mereka menuju air bersih layak minum menjadi makin sulit.
Ketersediaan air bersih layak minum merupakan masalah utama bagi daerah
tersebut.
Pada era teknologi yang kian berkembang ini, seharusnya ketersediaan
air bersih bukan lagi masalah. Negara-negara yang kesulitan air karena
pengaruh geografis seperti negara-negara timur tengah telah lama
memanfaatkan air asin baik air laut maupun air payau untuk memenuhi
kebutuhan air bersih layak konsumsi mereka yang lebih dikenal dengan
teknologi desalinasi. Pemurnian air asin untuk mendapatkan air bersih
yang dilakukan di negara-negara tersebut antara lain dilakukan dengan
metode destilasi, penyulingan, dll. Seiring berkembangnya teknologi
pemurnian air, terdapat teknologi yang lebih praktis, portable dan tidak
memakan lahan yang luas, yaitu dengan menggunakan teknologi purifikasi
Reverse Osmosis dengan bantuan membran. Secara prinsip, teknologi
reverse osmosis ini memanfaatkan perbedaan tekanan yang menggunakan
membran semi permeable untuk memisahkan air tawar dengan air asin.
Dengan teknologi yang penjernihan air, menggunakan media yang
berkualitas mampu memberikan solusi bagi permasalahan Air Anda!
Segera Hubungi Kami! Dan dpatkan promo Bulan Ramadhan.. BUY ONE GET ONE!..
Info lengkap: www.hydro.co.id
Telpn: 021 64 7000 96
Sumber:http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-16123-3307100092-chapter1.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar